rencana asuhan keperawatan pada pasien jiwa dengan diagnosa keperawatan isolasi sosial

Senin, 10 Januari 2011

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Nama Klien : Tn. S (L) DX Medis : Skizofrenia heberfrenik
Tgl No Dx Dx. Keperawatan Perencanaan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
2 Isolasi sosial TUM : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
TUK:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya


• Setelah 2-3 kali interaksi klien menunjukan tanda-tanda percaya kepada/terhadap perawat :
• Wajah cerah,tersenyum
• Mau berkenalan
• Ada kontak mata
• Bersedia menceritakan perasaan
• Bersedia mengungkapkan masalahnya



.1. Bina hubungan saling percaya dengan :
 Beri salam setiap berinteraksi
 Perkenalkan nama,nama panggialan peraqwat dan tujuan perawat berkenalan
 Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
 Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
 Tanyakan perasaan klien dan masalha yang dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
• Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri 2.setelah 2-3 kali interaksi dengan klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari :
• Diri sendiri
• Orang lain
• lingkungan .1. tanyakan pada klien tentang :
 orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien
 orang yang paling dekat dengan klien dirumah/ diruang perawat
 apa yang membuat klien dekat orang tersebut
 orang yang tidak dekat dengan klien dirumah atau diruang perawat
 apa yang membuat klien tidak dekat orang tersebut
 upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
.2. diskusikan dengan klien penyebab menarik dri atau tidak mau bergaul dengan orang lain
.3. beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
• klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri 3.setelah 2-3 kali interaksi dengan klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial,misalnya :
• banyak teman
• tidak kesepian
• bisa diskusi
• saling menolong
dan kerugian menarik diri,misalnya:
• sendiri
• kesepian
• tidak bisa diskusi 3.1.tanyakan kepada klien tentang:
 manfaat hubungan sosial
 kerugian menarik diri
3.2. diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubunagn sosial dan kerugian menarik diri
3.3. beri pujian terhadap kemampuan klien mngungkapkan perasaannya.
4. klien dapat melaksanakan hubungan sosial secarabertahap 4. setelah 2-3 kali interaksi dengan klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan :
• perawat
• perawat lain
• klien lain
• kelompok 4.1. observasi prilaku klien saat berhubungan sosial
4.2. beri motivasi klien dan bantuan untuk berkanalan /berkomunikasi dengan:
 perawat lain
 klien lain
 kelompok
4.3. libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
4.4. diskusikan jadwal aharian yang adapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi
4.5. beri motivasi klien untuk melakuakn kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat
4.6. beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulanya melakuakan aktiviatas yang dilaksanakan
5. klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial 5. setelah 2-3 kali interaksi klien dapat menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial dengan:
• orang lain
• kelompok 5.1. diskusikan dengan klien tentang perasaanya setelah berhubungan sosial dengan:
• orang lain
• kelompok
5.2. beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
6. klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial 6.1. setelah 1-2 kali pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang:
• pengertian menarik diri
• tanda dan gejala menarik diri
• penyebab dan akibat menarik diri
• cara merawat kien menarik diri








6.2. setelah 1-2 kali pertemuan keluarga dapat memperaktekan cara merawat klien menarik diri 6.1.1. diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku menarik diri
6.1.2.diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi prilaku menarik diri
6.1.3. jelaskan kepada keluarga tentang :
• pengertian menarik diri
• tanda dan gejala menarik diri
• penyebab dan akibat menarik diri
• cara merawta klien menarik diri
6.2.1. latih keluarga cara merawat klien menarik diri
6.2.2. tanyakan kepada keluarga perasaan setelah mencoba yang telah dilatihkan
6.2.3. beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
6.2.4. beri pujian kepada keluarga atas keterlibatanya merawat klien dirumah sakit
7. klien dapat memanfaatkan obat dengan baik 7.1 setelah 2-3 kali interaksi dengan klien menyebutkan:
• manfaat minum obat
• kerugian tidak minum obat
• nam,warna,dosis,efek terapi dan efek samping obat

7.2 setelah 2-3 kali interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
7.3. setelah 2-3 kali interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter 7.1.1.diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugiantidak minum obat,nam,warna,dosis,cara,efek terapi dan efek samping penggunaan obat
7.1.2. pantau klien saat penggunaan obat
7.2.beri pujian jika klien mengguanakan obat dengan benar
7.3.1.diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
7.3.2 anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan





RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI :HARGA DIRI RENDAH

Nama : Tn. S (L) Dx Medis : Skizofrenia Heberfrenik
Tgl No Dx Dx keperawatan Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Interfensi
1 Gangguan konsep diri: Harga diri rendah TUM : klien memiliki konsep diri yang positif

TUK :
1. klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat



1. setelah 2-3 kali interaksi klien menunjukan ekspresi wajah bersahabat,menunjukan rasa senang,ada kontak mata,mau berjabat tangan,mau menyebutkan nama,mau menjawab salam,klien mau duduk berdampingan dengan perawat,mau mengutarakan masalah yang dihadapi



1. Bina hubungan saling percaya denga mengguanakan prinsip komunikasi teurapetik:
 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap panggilan yang disukai
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki 2. setelah 2-3 kali interaksi klien dapat menyebutkan:
• aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien
• aspek positif keluarga
• aspek positif lingkungan klien 2.1.1.diskusikan dengan klien tentang:
 aspek positif yang dimiliki klien
 kemampuan yang dimiliki klien
2.1.2.bersama klien buat daftar tentang:
 aspek positif klien,keluarga,lingkungan
 kemampuan yang dimiliki klien
2.1.3.beri pujian yang realistis,hindarkan pemberian penilaian yang negatif
3. klien dapat menilai kemmapuan yang dimiliki untuk dilaksanakan 3.setelah 2-3 kali interaksi klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan 3.1.1.diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
3.1.2.diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaanya
4. klien dapat merencanakan kegiatan sesuia dengan kemampuan yang dimiliki 4.setelah 2-3 kali interaksi klien membuat rencana kegiatan harian 4.1.1.rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesui kemampuan klien:
 kegiatan mandiri
 kegiatan dengan bantuan
4.1.2.tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien
4.1.3.beri contoh car pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakuakan
5. klien dapat melakuakan kegiatan sesuai rencana yang dibuat 5.setelah 2-3 kali interaksi klien melakuakn kegiatan sesuia jadwal yang dibuat 5.1.1. anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah dirancanakan.
5.1.2.pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
5.1.3.beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
5.1.4.diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
6. klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada 6.Setelah 2-3 kali interaksi klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada keluarga 6.1.1.beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah
6.1.2.bantu keluarga memberikan dukugan selama klien dirawat
6.1.3.bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah









RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama : Tn. S (L) DX Medis : Skizofrenia heberfrenik

Tgl No. Dx Diagnosa
Keperawatan Perencanaan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
3. Defisit perawatan diri: personal hygiene

TUM: klien dapat mandiri dalam perawatan diri

TUK:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat





1. Dalam 2-3 kali interaksi klien menunjukkan tnada-tanda percaya kepada perawat:
• Wajah cerah, tersenyum
• Mau berkenalan
• Ada kontak mata
• Menerima kehadiran perawat
• Bersedia menceritakan perasaannya





1. Bina hubungan saling percaya:
 Beri salam setiap berinteraksi
 Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan
 Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
 Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
 Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas
 Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati
 Penuhi kebutuhan dasar klien
2. Klien mengetahui pentingnya perawatan diri
2. Dalam 2-3 kali interaksi klien menyebutkan:
• Penyebab tidak merawat diri
• Manfaat menjaga perawatan diri
• Tanda-tanda bersih dan rapi
• Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan
2. Diskusikan dengan klien:
 Penyebab klien tidak merawat diri
 Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan fisik, mental, dan sosial
 Tanda-tanda perawatan diri yang baik
 Penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh klien bila perawatan diri tidak adekuat
3. Klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri
3.1.Dalam 2-3 kali interaksi klien menyebutkan frekuensi menjaga perawatan diri:
• Frekuensi mandi
• Frekuensi gosok gigi
• Frekuensi keramas
• Frekuensi gunting kuku
3.2.Dalam2-3 kali interaksi klien menjelaskan cara menjaga perawatan diri:
• Cara mandi
• Cara gosok gigi
• Cara keramas
• Cara gunting kuku 3.1.Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri selama ini:
 Mandi
 Gosok gigi
 Keramas
 Gunting kuku

3.2.Diskusikan cara praktik perawatan diri yang baik dan benar:
 Mandi
 Gosok gigi
 Keramas
 Gunting kuku


3.3.Berikan pujian untuk setiap respon klien yang positif
4. Klien dapat melaksanaakan perawatan diri dengan bantuan perawat
4. Dalam 2-3 kali interaksi klien mempraktikkan perawatan diri dengan dibantu oleh perawat:
• Mandi
• Gosok gigi
• Keramas
• Gunting kuku 4.1.Bantu klien saat perawatan diri:
 Mandi
 Gosok gigi
 Keramas
 Gunting kuku
4.2.Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan perawatan diri
5. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri
5. Dalam 2-3 kali interaksi klien melaksanakan praktik perawatan diri secara mandiri
• Mandi 2x sehari
• Gosok gigi sehabis makan
• Keramas 2x seminggu
• Gunting kuku setelah mulai panjang
5.1.Pantau klien dalam melaksanakan perawatan diri:
 Mandi
 Gosok gigi
 Keramas
 Gunting kuku
5.2.Beri pujian saat klien melaksanakan perawatan diri secara mandiri
6. Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri
6.1.Dalam 2-3 kali interaksi keluarga menjelaskan cara-cara membantu klien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dirinya






6.2.Dalam 2-3 kali interaksi keluarga menyiapkan sarana perawatan diri klien: sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, handuk.
6.3.Keluarga mempraktikkan perawatan diri pada klien
6.1.Diskusikan dengan keluarga:
 Penyebab klien tidak melaksanakan perawatan diri
 Tindakan yang telah dilakukan klien selama di rumah sakit dalam menjaga perawatan diri dan kemajuan yang telah dialami oleh klien
 Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga untuk meningkatkan kemampuan klien dalam perawatan diri
6.2 Diskusikan dengan keluarga tentang:
 Sarana yang diperlukan untuk menjaga perawatan diri klien
 Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana tersebut
6.3.Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan keluarga dalam perawatan diri:
 Anjurkan keluarga untuk mempraktikkan perawatan diri (mandi, gosok gigi, keramas, dan gunting kuku)
 Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi, keramas, dan gunting kuku.
 Bantu jika klien mengalami hambatan dalam perawatan diri
 Berikan pujian atas keberhasilan klien


















RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Nama : Tn. S (L) Dx Medis : Skizofrenia Heberfrenik
No Nanda Noc Nic
1 Resiko bunuh diri
Do:
• klien mengamuk dans ering membenturkan kepala,mencoba bunuh diri dengan menyetrum tubuhnya
• gangguan psikiatrik(Skizofrenia)
• klien tidak mau berhubungan dengan orang lain

Ds:
• klien mengatakan istri klien minta cerai
• klien mengatakan bahwa anak dan nenek klien meninggal
• klien merasa nyaman dengan lingkungan yang sepi 1. kontrol resiko
• memberi tahu klien mengenai penegtahuan faktor resiko
• memilih strategis kontrol resiko
• gunankan suport sistem untuk kontrol resiko
2. tingkat stres
• periksa tanda-tanda vital
• kendalikan emosi 1. menejemen mood
• mengevaluasi mood
• memonitor kemampuan perawatan diri
• memonitor fungsi cognitif
2. terapi kelompok
• pilih anggota kelompok yang akan berpartisipasi mengikuti aktivitas dan merespon terhadap masalh
• bertemu 1-2 jam disetiap pertemuan

pengkajian bayi baru lahir

Konsep Pengkajian Pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memerlukan observasi cermat dan terampil untuk memastikan apakah telah tercapai penyesuaian yang memuaskan terhadap kehidupan ekstrauterin. Pengkajian fisik setelah kelahiran dapat dibagi menjadi :
a. Pengkajian awal menggunakan sistem skoring APGAR.
b. Pengkajian usia gestasional.
c. Pemeriksaan fisik sistematis.
Pengkajian Awal : Skoring APGAR
Metode yang paling sering digunakan untuk mengkaji penyesuaian segera bayi baru lahir terfadap kehidupan bayi ekstrauterin adalah sistem skoring APGAR. skor ini didasarkan pada observasi denyut jantung, usaha bernapas, tonus otot, refleks iritabilitas, dan warna yang diobservasi pada menit 1 dan 5 setelah kelahiran dan diulang setelah kondisi bayi stabil.
Tabel Skoring APGAR
Tanda 0 1 2
Denyut Jantung Tidak ada Lambat, > 100 < 100
Usaha Bernapas Tidak ada Tidak teratur , lambat, menangis lemah Baik, menangis kuat
Tonus Otot Lumpuh Sedikit fleksi ekstremitas Fleksi baik
Refleks Iritabilitas Tidak ada respon Menyeringai Menangis, bersin
Warna Biru, pucat Tubuh merah jambu, ekstremitas biru Seluruhnya merah jambu

Skor Total APGAR
a. Skor 0-3 menunjukan distres berat.
b. Skor 4-6 menunjukan kesulitan sedang.
c. Skor 7-10 menunjukan bahwa tidak ada kesulitan dalam penyesuaian terhadap kehidupan ekstrauterin.



Pengkajian Usia Gestasional
Metode yang sering digunakan untuk menentukan usia gestasional adalah pengkajian usia gestasional yang disederhanakan oleh Ballard, Novack dan Driver (1979).
Skala Dubowitz dapat digunakan untuk mengukur usia gestasional bayi antara 35 dan 42 minggu. Skala ini mengkaji 6 tanda fisik eksternal dan 6 tanda neuromuscular. Setiap tanda memiliki skor, dan penjumlahan skor nya berkorelasi dengna tingkat maturitas dari 26-44 minggu gestasi.
Skala Ballard merupakan revisi skala asli, dapat digunakan pada bayi 20 minggu. Alat ini memiliki bagian fisik dan neuromuscular yang sama, namun menambahkan skor -1 dan -2 yang mencerminkan bayi sangat premature, seperti kelopak mata yang masih menyatu; jaringan payudara yang belum teraba; kulit yang lengket, mudah robek, transparan; tidak ada lanugo; sudut siku – jendela (fleksi pergelangan tangan) lebih dari 90 derajat. Pemeriksaan bayi dengan usia gestasional 26 minggu atau kurang harus dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir, sedangkan pada bayi dengan usia gestasional minimal 26 minggu, pemerikasaan dapat dilakukan sampai 96 jam setelah lahir.
Berat Badan Sehubungan dengan Usia Gestasional
a. Bayi yang beratnya cukup untuk usia gestasional (appropriate for gestational age [AGA]) ( antara persentil ke 10 sampai ke 90) dapat dianggap mengalami pertumbuhan dengan kecepatan normal tanpa memerhatikan saat kelahiran- preterm, term, post-term.
b. Bayi yang besar untuk usia gestasional ( large for gestational age [LGA]) ( diatas persentil ke 90) dapat dianggap mengalami laju pertumbuhan dengan kecepatan tinggi selama kehidupan janin.
c. Bayi yang kecil untuk usia gestasional ( small for gestational age [SGA]) ( dibawah persentil ke 10) dapat dianggap mengalami retardasi atau kelambatan pertumbuhan intrauterine.




Konsep Pengkajian Pada Anak
Pengkajian pada anak berbeda dengan pengkajian pada dewasa, karena pengkajian anamnesis pada anak lebih dititik beratkan pada orang tua.
Pengkajian Riwayat Kesehatan
Format yang digunakan untuk pengkajian riwayat kesehatan dapat :
a. Langsung, perawat menanyakan informasi melalui wawancara langsung dengan informan;
b. Tidak langsung, informan memberi informasi dengan nebgisi beberapa jenis kuesioner.
Mengidentifikasi Informasi
Suatu elemen penting dalam mengidentifikasi informasi adalah informan, individu (beberapa orang) yang menyediakan informasi. Catat:
a. Siapa orang tersebut (orang tua, anak, atau yang lainnya).
b. Kesan reliabilitas dan kesediaan untuk berkomunikasi.
c. Adanya kondisi khusus seperti penggunaan seorang penerjemah atau jawaban yang bertentangan oleh lebih dari satu orang.
Keluhan Utama
Keluhan Utama merupakan alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau rumah sakit. Keluhan tersebut dapat dipandang sebagai topik dari penyakit saat ini sebagai deskripsi masalah tersebut.
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan narasi keluhan utama dari awitan paling awal sampai perkembangannya saat ini. Terdapat 4 komponen utama yaitu :
a. Rincian awitan
b. Riwayat interval yang lengkap
c. Status saat ini
d. Alasan untuk mencari bantuan saat ini

Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu berisi informasi yang berhubungan dengan semua aspek status kesehatan anak yang telah ada sebelumnya pada beberapa area yang umumnya dihilangkan dalam pengkajian riwayat orng dewasa, meliputi :
a. Riwayat kelahiran.
b. Penyakit, cedera, atau operasi sebelumnya.
c. Alergi.
d. Pengobatan terbaru.
e. Imunisasi.
f. Pertumbuhan dan perkembangan.
g. Kebiasaan.
a. Riwayat Kelahiran
Riwayat kelahiran meliputi semua data yang berhubungan dengan :
1. Kesehatan ibu selama kehamilan.
2. Proses persalinan dan pelahiran.
3. Kondisi bayi segera setelah lahir.
Karena pengaruh prenatal memiliki efek signifikan pada perkembangan fisik dan emosional anak, pengkajian saksama dan menyeluruh terhadap riwayat kelahiran merupaka hal penting. Karena factor emosional juga mempengaruhi hasil akhir kehamilan dan hubungan orang tua-anak lebih lanjut, selidiki :
a. Krisis yang terjadi bersamaan selama masa kehamilan.
b. Sikap terhadap fetus selama prenatal.
b. Penyakit, Cedera, atau Operasi Sebelumnya
Ketika menanyakan tentang penyakit sebelumnya, mulai dengan pernyataan yang lebih umum seperti “Apa penyakit lain yang diderita anak Anda?”, karena orang tua lebih cenderung mengingat masalah kesehatan yang serius. Tanyakan secara spesifik tentang demam, sakit telinga, dan penyakit kanak-kanak lainnya. Selain penyakit, tanyakan juga tentang cedera yang memerlukan intervensi medis, pembedahan, dan alasan lain untuk hospitalisasi.
c. Alergi
Tanyakan tentang gangguan alergi yang diketahui secara umum seperti hay fever (demam karena serbuk tumbuhan) dan asma, juga reaksi yang tidak biasa terhadap obat-obatan dan makanan. Dokumentasi tentang alergi obat harus meliputi informasi yang terdapat dalam Pedoman Cantrill dan Cotrell (1997).
Mengkaji Riwayat Alergi
“Apakah anak Anda pernah menggunakan obat-obatan atau tablet yang tidak sesuai atau menyebabkan alergi? Jika ya, dapatkah Anda mengingat nama obat tersebut?
Dapatkah Anda menggambarkan reksinya?
d. Pengobatan Terbaru
Telusuri obat-obatan yang dikonsumsi saat ini, termasuk vitamin, antipiretik, antibiotik, dan obat-obatan lainnya, catat semua pengobatan, termasuk nama, dosis, jadwal, durasi, dan alasan pemberian. Sering kali orang tua tidak menyadari nama obat yang sebenarnya. Jika mungkin, minta orang tua untuk membawa tempat obat pada kunjungan berikutnya.
e. Imunisasi
Catatan tentang semua imunisasi sangat penting. Karena banyak orang tua tidak menyadari nama dan pasti dari setiap imunisasi, sumber informasi yang paling dapat diandalkan adalah catatan rumah sakit, klinik, atau praktik swasta. Semua imunisasi ditulis meliputi :
1. Nama penyakit spesifik.
2. Jumlah suntikan.
3. Dosis.
4. Usia ketika diberikan.
5. Reaksi setelah imunisasi.
f. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan sebelumnya yang paling penting untuk dicatat adalah :
1. Perkiraan berat badan pada usia 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, dan 5 tahun.
2. Perkiraan tinggi badan pada usia 1 dan 4 tahun.
3. Pertumbuhan gigi.
Perkembangan yang penting meliputi :
1. Usia menahan kepala secara stabil.
2. Usia duduk sendiri tanpa bantuan.
3. Usia berjalan tanpa bantuan.
4. Usia mengatakan kata-kata pertama yang bermakna.
5. Kelas di sekolah saat ini.
6. Peringkat di kelas.
7. Interaksi dengan anak lain, teman sebaya, dan orang dewasa.
g. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan area penting untuk dieksplorasi. Kebiasaan yang perlu digali meliputi :
1. Pola perilaku, seperti menggigit kuku, mengisap jempol.
2. Aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti jam tidur dan bangun, lamanya tidur malam dan tidur siang.
3. Sifat yang tidak biasa, juga respons terhdap frustasi.
Tinjauan Sistem
Tinjauan sistem adalah tinjauan setiap sistem tubuh secara spesifik untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah kesehatan, meliputi :
Umum Dada
Integumen Respirasi
Kepala Kardiovaskular
Mata Gastrointestinal
Telinga Genitourinaria
Hidung Ginekologik
Mulut Muskuloskeletal
Tenggorokan Neurologik
Leher Endokrin
Riwayat Pengobatan Keluarga
Riwayat pengobatan keluarga digunakan untuk mengidentifikasi adanya faktor genetik atau penyakit yang memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga da untukmenkaji pajanan terhadap penyakit menular pada anggota keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak.
Riwayat Psikososial
Riwayat psikososial digunakan untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak.
Riwayat Seksual
Riwayat seksual digunakan untuk memperoleh informasi yang menyangkut masalah seksual anak dan aktivitas seksual serta adanya data-data yang relevan tentang aktivitas seksual orang dewasa yang dapat memengaruhi anak tersebut.

ASKEP DHF

Jumat, 07 Januari 2011

DHF (Dengue Haemorogic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melaui gigitan nyamuk Aedes Aegypty (betina).
Christantie Effendy 1995
untuk mendownload askep lengkapnya klik disini

nurse yassy

web counter